Logo JagaJantung Indonesia berbentuk stent jantung yang terlihat dari atas

Teknologi Bioadaptor RCT, Salah Satu Solusi Penyakit Jantung Koroner

PENGOBATAN  pasien jantung koroner terus berkembang. Pengembangan teknologi dalam bidang kardiovaskular juga semakin maju.

Bahkan beberapa diantaranya akan mengumumkan rencana pemaparan hasil uji coba acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT) Bioadaptor RCT. Yakni sebuah studi internasional, multicenter, single-blind yang melibatkan 445 pasien gangguan pada jantung dan nantinya akan dipresentasikan pada konferensi EuroPCR di Paris.

Data tersebut nantinya akan membandingkan Coronary Bioadaptor Scaffold dalam tes acak skala 1:1 dengan Resolute Onyx. Di mana uji tersebut merupakan sebuah produk Stent Penyalut Obat atau Drug Eluting Stent (DES) konvensional terdepan di dunia.

“Kemajuan teknologi DES yang berkembang secara bertahap selama 20 tahun terakhir menunjukkan, dampak yang berarti hanya pada tahun pertamanya. Kami terus melihat tingkat efek samping berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2-3 persen per tahun yang disebabkan pengungkungan permanen pembuluh darah,” ujar Motasim Sirhan, CEO Elixir Medical dalam keterangannya.

Sementara itu, lanjut dia, teknologi Bioresorbable Scaffold (BRS) yang dulu menjanjikan, kini tidak dapat menunjukkan pemulihan fungsi atau memberikan manfaat lebih bagi pasien dibandingkan Stent DES konvensional. Hal tersebut berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan secara acak.

Ia mengungkapkan, teknologi tersebut dirancang untuk mengatasi kekurangan Stent DES dan BRS. Bioadaptor ini nantinya mengubah paradigma Percutaneous Coronary Intervention (PCI), yaitu prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner melalui pemulihan fungsi, dan pergerakan pembuluh darah.

“Kami berharap dapat segera membagi data hasil studi RCT Bioadaptor sambil terus mengumpulkan fakta dan data pendukung,” terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan dan klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah.

Uji coba Bioadaptor RCT yang dirancang secara terkontrol acak, bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah , dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.

Prof.Dr.dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC dari Rumah Sakit Medistra Jakarta menambahkan, bahwa uji pada teknologi Bioadaptor untuk pasien jantung memiliki kemampuan yang unik tidak seperti stent DES konvensional.