Logo JagaJantung Indonesia berbentuk stent jantung yang terlihat dari atas
Gambar pembuluh darah yang tersumbat oleh tumpukan lemak sehingga aliran menyempit

Pembuluh Darah Tersumbat, Apa yang Harus Dilakukan?

Penanganan penyumbatan pada pembuluh darah dapat meliputi tindakan tanpa operasi maupun dengan tidakan operasi, tergantung tingkat keparahan sumbatan. 

Menggunakan informasi dari sumber-sumber ilmiah yang kredibel, kita akan membahas cara mengatasi pembuluh darah tersumbat serta tindakan apa yang bisa diambil untuk mencegah kondisi ini.

Apa Itu Pembuluh Darah Tersumbat?​

Pembuluh darah tersumbat terjadi ketika arteri yang membawa darah ke jantung menyempit atau tersumbat. 

Penyebab utama dari penyumbatan ini adalah aterosklerosis, sebutan untuk penumpukan plak di dinding arteri. 

Plak bisa terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium dan zat lainnya yang ditemukan dalam darah. Saat plak menumpuk, arteri menyempit, sehingga aliran darah berkurang atau bahkan terhenti.

Gejala Pembuluh Darah Tersumbat

Gejala pembuluh darah tersumbat dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan sumbatan. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri dada (angina). Dalam kasus pembuluh darah tersumbat, angina biasanya muncul seiring intensitas aktivitas dan akan perlahan menghilang setelah Anda beristirahat. Namun penting untuk tetap memeriksakan kondisi Anda ke dokter jika keluhan ini kerap muncul.
  • Jantung berdebar kencang
  • Sesak napas
  • Rasa mual dan keringat dingin
  • Nyeri, mati rasa, atau kelemahan di lengan atau kaki
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan (jika terjadi penyumbatan di otak)
  • Kehilangan penglihatan sementara di satu mata (pada beberapa kasus)

Menghindari Kemungkinan Penyumbatan pada Pembuluh Darah

Jika Anda khawatir akan kemungkinan adanya penyumbatan pada pembuluh darah, yang terbaik adalah mulai menerapkan langkah-langkah preventif.

Anda dapat meminimalisir kemungkinannya dengan cara:

  • Lakukan diet sehat. Mengkonsumsi makanan terutama yang rendah lemak jenuh, kolesterol dan sodium sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darah. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan adalah pilihan yang baik karena mengandung nutrisi penting seperti serat, vitamin, mineral, dan asam lemak omega-3. Menghindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman berkalori tinggi juga dapat membantu mengurangi risiko penyumbatan arteri.
  • Olahraga teratur. Aktivitas fisik misalnya olahraga aerobik/kardio berjalan, berlari, atau bersepeda setidaknya 30 menit per hari dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan memperbaiki sirkulasi darah. Olahraga membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL), dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Selain itu, aktivitas fisik juga membantu dalam mengelola berat badan dan mengurangi stres, yang keduanya berperan penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah.
  • Berhenti merokok. Merokok dapat merusak dinding arteri dan mempercepat proses aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dalam arteri yang dapat menyebabkan penyumbatan. Zat-zat kimia dalam rokok, termasuk nikotin dan karbon monoksida, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada pembuluh darah. Berhenti merokok adalah langkah penting dalam pencegahan dan pengobatan pembuluh darah tersumbat. Dukungan medis dan terapi perilaku dapat membantu individu yang berusaha untuk berhenti merokok.
  • Jaga berat badan. Mempertahankan berat badan yang sehat dan ideal dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan risiko diabetes, yang semuanya berkontribusi terhadap pembentukan plak di arteri. Mengatur pola makan yang seimbang dan rutin berolahraga adalah kunci untuk menjaga berat badan yang sehat. Pemantauan berat badan secara teratur dan konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga bisa menjadi bagian dari strategi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal

Mengetahui Kemungkinan Penyumbatan pada Pembuluh Darah

Jika anda memang mengalami beberapa gejala dan yakin bahwa gejala tersebut mengarah ke penyumbatan pembuluh darah, ada beberapa tes yang bisa Anda lakukan untuk mengkonfirmasi kondisi Anda. Beberapa tes tersebut adalah:

1. Elektrokardiogram (ECG atau EKG)

EKG adalah tes yang dilakukan oleh dokter Anda untuk mendeteksi aktivitas listrik pada jantung dan merekam informasi ritme jantung. 

Ritme jantung yang tidak normal bisa menjadi tanda bahwa jantung Anda tidak berfungsi dengan baik karena alasan tertentu.

Namun, EKG hanya memberikan informasi tersebut berdasarkan ritme jantung yang direkam sekitar enam hingga 10 detik saja, dan terkadang Anda butuh pemeriksaan yang lebih dari ini, terlebih untuk mendiagnosis gejala yang selalu muncul.

Sehingga, Anda mungkin akan disarankan untuk memonitor EKG untuk jangka waktu yang diperpanjang menggunakan perangkat EKG yang dapat digunakan terus menerus. 

Salah satu perangkat yang umum digunakan saat ini adalah smartwatch dengan fitur monitoring EKG. Biasanya dokter akan meminta Anda untuk memakainya selama 24-48 jam ke depan.

2. CT Angiogram

Tes CT scan jantung menggunakan CT scanner untuk membentuk tampilan 3D dari jantung dan arteri pasien. Salah satu jenis CT scan jantung adalah CT angiogram, sebuah tes non invasif dibandingkan tes yang berbasis kateterisasi.

Biasanya CT angiogram direkomendasikan untuk pasien dengan keluhan gejala penyumbatan pada pembuluh darah namun dengan kemungkinan risiko penyakit jantung koroner yang rendah.

Jika hasil CT angiogram negatif, maka tidak ada penyumbatan pada pembuluh darah. Namun jika sebaliknya, pasien akan direkomendasikan untuk melakukan prosedur coronary angioplasty atau Intervensi koroner perkutan.

3. Coronary Angiogram

Coronary Angiogram adalah standar utama untuk mendiagnosis penyumbatan pada pembuluh darah yang kemungkinan besar mengarah ke penyakit jantung koroner. 

Namun, tes ini bersifat invasif artinya pasien sudah menjalani tes sebelumnya (EKG atau CT angiogram) dan hasilnya mengarah ke tingkat yang lebih serius dan gejalanya sudah cukup parah.

Cara kerjanya adalah dengan menggunakan sejenis tinta yang dimasukkan ke tubuh pasien menggunakan kateter/pipa kecil tipis melalui paha atau lengan. 

Dokter lalu menggunakan pencitraan X-ray untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah pasien. Tinta pada pipa kateter akan dikeluarkan dan akan memberikan warna kontras pada area penyumbatan.

Tingkat keparahan hingga panjangnya penyumbatan yang terjadi bisa terlihat dengan jelas melalui prosedur ini. 

Jika diperlukan, dokter akan langsung memasang stent atau ring jantung pada area yang bermasalah. 

Jadi, Coronary Angiogram tidak hanya sebuah tes, namun juga bisa digunakan untuk segera menangani kasus penyumbatan pada pembuluh darah.

Yang Harus Dilakukan Ketika Pembuluh Darah Tersumbat

1. Memperbaiki pola hidup sehat

Jangan pernah meremehkan pola hidup sehat karena dampaknya yang signifikan pada kesehatan jantung. Menjaga pola makan sehat dan disiplin dalam berolahraga dapat membantu melancarkan kembali sumbatan pada pembuluh darah.

2. Mengkonsumsi Vitamin K2

Selain kolesterol, zat yang seringkali menyumbat pembuluh darah adalah kalsium. 

Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine menemukan bahwa asupan vitamin K2 terbukti mengurangi endapan kalsium pada dinding pembuluh darah. 

Ketika dikonsumsi, vitamin K2 mengaktifkan protein matriks GLA (MGP) yang akan ‘menginkat’ kalsium pada pembuluh darah dan membawanya ke tulang dan otot. Sehingga, pada prosesnya vitamin K2 ‘membersihkan’ aliran pembuluh darah dari tumpukan kalsium. 

Anda bisa konsultasikan pada dokter Anda terkait rekomendasi asupan vitamin K2.

3. Obat-obatan

Dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengatasi pembuluh darah tersumbat. 

Perlu diingat bahwa penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukkan jenis obat yang harus dikonsumsi. Beberapa jenis obat yang umum diresepkan meliputi:

  • Statin: Menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga mengurangi pembentukan plak.
  • Aspirin: Membantu mencegah penggumpalan darah yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  • Beta-blocker: Mengurangi tekanan darah dan menurunkan beban kerja jantung.
  • ACE Inhibitor: Membantu menurunkan tekanan darah dan melindungi jantung.

4. Prosedur Medis

Jika perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak cukup, prosedur medis mungkin diperlukan. Beberapa prosedur yang umum dilakukan antara lain:

  • Angioplasti dan Stenting: Prosedur ini biasa disebut juga dengan pemasangan ring jantung, yakni melibatkan penyisipan balon kecil ke dalam arteri yang tersumbat untuk membukanya, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan stent atau ring  untuk menjaga arteri tetap terbuka. Dokter akan merekomendasikan jenis ring jantung yang tepat untuk kasus Anda, seperti  Bioadaptor, teknologi stenting terbaru untuk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah yang sudah mengarah ke jantung koroner.
  • Bypass Graft: Prosedur bedah di mana pembuluh darah dari bagian lain tubuh digunakan untuk membuat jalur baru bagi aliran darah di sekitar arteri yang tersumbat.
  • Endarterektomi Karotis: Prosedur bedah untuk menghilangkan plak dari arteri karotis di leher yang dapat menyebabkan stroke.

Simpulan

Pembuluh darah tersumbat adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan segera karena dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. 

Diagnosis yang tepat melalui berbagai tes seperti EKG, CT angiogram dan coronary angiogram sangat penting untuk menentukan tingkat keparahan dan tindakan yang diperlukan. 

Anda dapat memitigasi kondisi ini melalui perubahan gaya hidup sehat seperti diet seimbang, olahraga teratur, berhenti merokok dan menjaga berat badan ideal. 

Selain itu, penggunaan obat-obatan dan prosedur medis seperti angioplasti dan bypass graft juga menjadi pilihan pengobatan yang efektif. 

Pencegahan melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk menghindari terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

Referensi

  1. American Heart Association. (2019). “Atherosclerosis.” Circulation Research, 124(10), 1352-1367. doi:10.1161/CIRCRESAHA.119.313160.
  2. National Heart, Lung, and Blood Institute. (2018). “Managing Blood Cholesterol.” Journal of Clinical Lipidology, 12(5), 1122-1131. doi:10.1016/j.jacl.2018.06.015.
  3. Smith, S. C., et al. (2011). “AHA/ACCF Secondary Prevention and Risk Reduction Therapy for Patients With Coronary and Other Atherosclerotic Vascular Disease: 2011 Update.” Journal of the American College of Cardiology, 58(23), 2432-2446. doi:10.1016/j.jacc.2011.10.824.
  4. Grundy, S. M., et al. (2019). “2018 AHA/ACC/AACVPR/AAPA/ABC/ACPM/ADA/AGS/APhA/ASPC/NLA/PCNA Guideline on the Management of Blood Cholesterol.” Circulation, 139(25), e1082-e1143. doi:10.1161/CIR.0000000000000625.
  5. Steg, P. G., et al. (2012). “Stenting and medical therapy for atherosclerotic renal-artery stenosis.” New England Journal of Medicine, 367(3), 235-244. doi:10.1056/NEJMoa1109071.
  6. Maresz K. Proper Calcium Use: Vitamin K2 as a Promoter of Bone and Cardiovascular Health. Integr Med (Encinitas). 2015 Feb;14(1):34-9. PMID: 26770129; PMCID: PMC4566462.