JAKARTA, celebrities.id – Penyakit Jantung Koroner (PJK) semakin menjadi ancaman dipicu oleh gaya hidup tidak sehat. Beruntung, pengobatannya saat ini semakin modern dengan perkembangan teknologi yang maju.
Salah satunya, hasil uji coba acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT) Bioadaptor RCT. Yakni sebuah studi internasional, multicenter, single-blind yang melibatkan 445 pasien gangguan pada jantung dan nantinya akan dipresentasikan pada konferensi EuroPCR di Paris.
Data tersebut nantinya akan membandingkan Coronary Bioadaptor Scaffold dalam tes acak skala 1:1 dengan Resolute Onyx. Uji tersebut merupakan sebuah produk Stent Penyalut Obat atau Drug Eluting Stent (DES) konvensional.
“Kemajuan teknologi DES yang berkembang secara bertahap selama 20 tahun terakhir menunjukkan, dampak yang berarti hanya pada tahun pertamanya. Kami terus melihat tingkat efek samping berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2-3 persen per tahun yang disebabkan pengungkungan permanen pembuluh darah,” ujar Motasim Sirhan, CEO Elixir Medical dalam keterangannya, Jumat (12/5/2023).
Sementara itu, kata dia, teknologi Bioresorbable Scaffold (BRS) yang dulu menjanjikan, kini tidak dapat menunjukkan pemulihan fungsi atau memberikan manfaat lebih bagi pasien dibandingkan Stent DES konvensional. Hal tersebut berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan secara acak.
Dia mengungkapkan, teknologi tersebut dirancang untuk mengatasi kekurangan Stent DES dan BRS. Bioadaptor ini nantinya mengubah paradigma Percutaneous Coronary Intervention (PCI), yaitu prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner melalui pemulihan fungsi, dan pergerakan pembuluh darah.
“Kami berharap dapat segera membagi data hasil studi RCT Bioadaptor sambil terus mengumpulkan fakta dan data pendukung,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan dan klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah. Uji coba Bioadaptor RCT yang dirancang secara terkontrol acak, bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah , dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.
Prof.Dr.dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC dari Rumah Sakit Medistra Jakarta menambahkan, bahwa uji pada teknologi Bioadaptor untuk pasien jantung memiliki kemampuan yang unik tidak seperti stent DES konvensional. Prof. Teguh mengatakan, Bioadaptor menonjol karena kemampuannya yang unik dalam memulihkan fisiologi pembuluh arteri koroner, sebuah fitur yang terbatas pada Stent DES konvensional.
“(Teknologi) bioadaptor adalah pilihan utama saya untuk semua jenis kasus PCI, bahkan untuk kasus dengan fitur anatomi yang sangat menantang,” ujarnya.
Prof Teguh mengatakan teknologi bioadaptor memiliki elemen tidak mengekang. Artinya dapat memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan serius dari waktu ke waktu.
“Berdasarkan pengalaman saya, stent ini sangat menjanjikan untuk mengobati semua jenis kasus PCI,” kata Prof. Teguh Santoso.
Editor : Marieska Harya Virdhani