Logo JagaJantung Indonesia berbentuk stent jantung yang terlihat dari atas

Elixir Medical Umumkan Data Klinis Terobosan Perawatan Pembuluh Arteri Koroner Pertama

Elixir Medical, perusahaan pengembang teknologi dalam bidang kardiovaskular, akan memamparkan hasil uji coba acak terkontrol atau randomized controlled trial (RCT) Bioadaptor yang melibatkan 445 pasien. Pemaparan itu akan dipresentasikan pada konferensi EuroPCR di Paris.

Data dari hasil uji coba itu membandingkan Coronary Bioadaptor Scaffold dalam tes acak skala 1:1 dengan Resolute Onyx, sebuah produk Stent Penyalut Obat atau Drug Eluting Stent (DES) konvensional terdepan di dunia.

“Kemajuan teknologi DES yang berkembang secara bertahap selama 20 tahun terakhir sudah menunjukkan dampak signifikan. Kami terus melihat tingkat efek samping berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2%-3% per tahun yang disebabkan pengungkungan permanen pembuluh darah. Sementara itu, teknologi Bioresorbable Scaffold (BRS) yang dulu menjanjikan, tidak dapat menunjukkan pemulihan fungsi atau memberikan manfaat lebih dibandingkan Stent DES konvensional berdasarkan uji coba acak,” ungkap CEO Elixi Medical Motasim Sirhan, melalui keterangan tertulis Kamis (11/5).

Dirancang untuk mengatasi kekurangan Stent DES dan BRS, Bioadaptor Elixir akan mengubah paradigma prosedur Percutaneous Coronary Intervention (PCI), yaitu prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner melalui pemulihan fungsi dan pergerakan pembuluh darah.

“Kami berharap dapat segera membagi data hasil studi RCT Bioadaptor sambil terus mengumpulkan fakta dan data pendukung,” tambahnya.

Elixir Medical juga akan memamerkan produknya di stan nomor N4 dan menjadi tuan rumah simposium kasus-in-point yang menampilkan ahli jantung intervensi terkenal dunia, beberapa di antaranya ialah Antonio Colombo dari Italia, Shigeru Saito dari Jepang dan Holger Nef dari Jerman.

Ada juga salah satu ahli dari Indonesia yaitu Teguh Santoso. Mereka akan memberikan ikhtisar teknologi Bioadaptor dan berbagi pengalaman serta studi kasus.

Dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan dan klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah. Uji coba BIOADAPTOR RCT yang dirancang secara terkontrol acak bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.

Teguh Santoso yang bertugas di Rumah Sakit Medistra Jakarta mengatakan Bioadaptor memiliki kemampuan yang unik tidak seperti stent DES konvensional.

“Di Rumah Sakit Medistra, tempat saya berpraktik, Bioadaptor adalah pilihan utama saya untuk semua jenis kasus PCI, bahkan untuk kasus dengan fitur anatomi yang sangat menantang. Bioadaptor menonjol karena kemampuannya yang unik dalam memulihkan fisiologi pembuluh arteri koroner, sebuah fitur yang terbatas pada Stent DES konvensional,” jelasnya.

“Bioadaptor memiliki elemen tidak mengekang yang memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat, berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius dari waktu ke waktu. Berdasarkan pengalaman saya, stent ini sangat menjanjikan untuk mengobati semua jenis kasus PCI,” tandas Teguh.