Logo JagaJantung Indonesia berbentuk stent jantung yang terlihat dari atas
Benarkah Olahraga Justru Memancing Serangan Jantung?

Benarkah Olahraga Justru Memancing Serangan Jantung?

Salah satu anjuran yang sering kita dengar untuk menyehatkan jantung adalah berolahraga. Namun, tak jarang juga kita dengar banyak orang yang justru terkena serangan jantung saat sedang atau setelah berolahraga.

Jadi sebenarnya, benarkah olahraga menyehatkan jantung, atau justru memancing serangan jantung?

 

Apa itu serangan jantung?

Pemahaman umum tentang serangan jantung, atau istilah medisnya infark miokard, adalah ketika suplai darah menuju jantung terhenti tiba-tiba karena adanya sumbatan di pembuluh darah. Sehingga, distribusi oksigen dan nutrisi terhambat dan berdampak pada kerusakan otot jantung hingga mengancam nyawa.

Namun, yang sebenarnya terjadi pada pembuluh darah yang tersumbat ternyata lebih kompleks. Dinding pembuluh darah kita terdiri dari sel-sel bernama endothelial. Ketika pembuluh darah membawa banyak partikel lemak atau kolesterol, partikel-partikel tersebut bisa ‘pecah’ dan menembus keluar dinding endothial. Hal ini menimbulkan benjolan pada dinding pembuluh darah. Benjolan inilah yang disebut plak/stenosis.

Ketika benjolan plak pecah, maka akan terjadi pembekuan darah dan menghambat aliran darah ke jantung. Inilah yang disebut dengan serangan jantung, yang prosesnya bisa terjadi secara tiba-tiba.

 

Yang terjadi pada jantung saat kita berolahraga

Saat kita berolahraga, jantung akan bekerja dua kali lebih keras untuk memompa lebih banyak darah darah. Sirkulasi darah akan meningkat dan darah yang membawa oksigen akan mengalir ke seluruh tubuh lebih cepat. Saat kebutuhan darah meningkat, jantung akan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksinya.

Memang benar olahraga justru memberikan manfaat kardiovaskular jangka panjang, seperti meregulasi detak jantung dan tekanan darah, meningkatkan kemampuan untuk menarik napas lebih dalam hingga menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat).

Namun sebelum memutuskan untuk berolahraga, apalagi bagi anda yang biasanya tidak aktif secara fisik, penting untuk meningkatkan intensitas olahraga secara bertahap. Hal ini karena, semakin intens olahraga yang dilakukan, semakin cepat darah yang mengalir dalam pembuluh darah kita.

Ketika seseorang memiliki plak dalam pembuluh darahnya, aliran darah dan kerja keras jantung ketika berolahraga yang berintensitas tinggi dapat meningkatkan tekanan pada jantung dan menyebabkan pecahnya benjolan plak di pembuluh darah. Ketika ini terjadi, seseorang akan terkena serangan jantung saat berolahraga. Olahraga yang terlalu ekstrem atau berintensitas tinggi secara tiba-tiba juga bisa mengganggu aliran listrik pada jantung.

Jadi, tidak ada larangan untuk berolahraga selama kita menjaga intensitasnya secara berkala dan tidak melakukannya secara berlebihan. Apalagi bagi anda yang memiliki riwayat penyakit diabetes tekanan darah tinggi, merokok, atau riwayat keluarga penyakit jantung maka harus lebih diperhatikan saat berolahraga.

Jangan pernah mengabaikan tanda-tanda yang muncul ketika berolahraga, seperti sakit di dada seperti ditekan, sakit di bagian bahu kiri, sakit tenggorokan ataupun sakit punggung. Jika tanda-tanda ini muncul, segera beristirahat.

Jika anda sudah memiliki riwayat penyakit seperti di atas, konsultasikan kepada dokter anda terkait olahraga yang baik untuk dilakukan. Namun bagi anda yang belum pernah melakukan check up jantung atau medical check up secara keseluruhan, tidak ada salahnya untuk dilakukan demi pencegahan.

 

Jenis olahraga yang dianjurkan untuk jantung sehat

Trik olahraga terbaik bagi yang memiliki risiko penyakit jantung adalah memulai dengan pelan-pelan. Contohnya, anda bisa mencoba aktivitas aerobik karena gerakan aerobik akan mendorong jantung agar bekerja lebih keras secara berkala dan meningkatkan aliran darah.

Beberapa gerakan aerobik yang bisa anda coba adalah berjalan santai, berenang, jogging ringan atau bersepeda. Lakukanlah setidaknya 3-4 kali seminggu.

Jangan lupa untuk lakukan pemanasan sebelum mulai berolahraga dan pendinginan setelahnya, setidaknya lima menit masing-masing.

Selalu beristirahat sebelum anda merasa terlalu lelah. Jika anda merasa lelah atau bahkan merasakan tanda-tanda serangan jantung, hentikan aktivitas segera.

Pakailah pakaian yang nyaman untuk berolahraga. Jangan gunakan terlalu banyak lapisan pakaian ketika cuaca sedang panas. Sebaliknya, gunakan pakaian yang hangat ketika cuaca sedang dingin.

 

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, olahraga yang dilakukan dengan benar dan dalam dosis yang tepat tidak memicu serangan jantung. Sebaliknya, olahraga yang teratur dan disesuaikan dengan kemampuan individu dapat membantu memperkuat jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Meski begitu, pada kasus-kasus tertentu, seperti jika seseorang memiliki riwayat penyakit jantung atau sedang mengalami gejala tidak normal saat berolahraga, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan tindakan yang tepat. Jadi, sangat penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda dan gejala yang terkait dengan masalah jantung, serta memperhatikan panduan medis untuk berolahraga secara aman dan efektif.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa olahraga bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi risiko penyakit jantung. Faktor lain seperti pola makan, merokok, obesitas, dan tekanan darah tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga gaya hidup yang sehat secara keseluruhan dan mengikuti saran dokter untuk meminimalkan risiko penyakit jantung.